Rabu, 11 Mei 2011

Sewa Rumah dengan Dinar dan Dirham

Sumber: Wakala At Tawazun
Kategori: Pengalaman Menggunakan Dinar Dirham untuk Muamalah

Marsono Abdurrasyid - Wakala At Tawazun
Pada mulanya, Bu Wulan tidak yakin dengan kedua koin tersebut. Tetapi begitu dia memegang koin-koin tersebut, terasa lebih mudah baginya untuk memahami dinar dirham.


Koin-koin yang terbungkus dalam plastik transparan itu diambil satu persatu dengan pelan oleh Bu Wulan. Enam orang rekan Bu Wulan yang berada di sekelilingnya ikut mengarahkan pandangan pada koin-koin berbungkus plastik itu. Tampak enam koin berwarna kuning yang terdiri dari kombinasi koin dinar dan koin nisfu dinar. Sedangkan empat koin yang berwarna putih perak adalah koin perak murni yang terdiri dari kombinasi koin dirhamayn, dirham dan nisfu dirham.

Siang itu, 14 April 2011, di ruangan kerjanya di Jakarta Selatan, dengan disaksikan rekan-rekan satu ruangannya, Bu Wulan menerima koin dinar emas dan dirham perak sejumlah 5,5 dinar dan 4,5 dirham. Momen itu adalah saat pertama kali baginya memegang dinar emas dan dirham perak. Demikian juga bagi sebagian besar rekan Bu Wulan di ruangan tersebut. Kedua jenis koin yang disebut sebagai nuqud yang sempat menghilang dalam sejarah peradaban Islam kini mulai dikenal kembali oleh banyak kalangan, dan kini berada di tangan Bu Wulan.

Koin-koin yang diterima Bu Wulan merupakan pembayaran dari penulis atas pemanfaatan rumah milik Bu Wulan yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Setahun lalu, penulis masih membayar sewa rumah tersebut menggunakan rupiah. Sedangkan pada tahun kedua ini, Bu Wulan sudah bersedia menerima dinar emas dan dirham perak sebagai pengganti jasa sewa rumahnya.

Pada mulanya, Bu Wulan merasa tidak yakin dengan kedua koin tersebut, apalagi dengan nominasi yang tidak dikenal sebelumnya yang cukup membingungkan dirinya. Akan tetapi begitu dia memegang sendiri koin-koin tersebut, terasa lebih mudah baginya untuk memahami dan mengenal koin dinar dirham dari Wakala Induk Nusantara tersebut. Penjelasan singkat mengenai dinar dirham ditambah dengan fakta bahwa daya beli uang kertas dari tahun ke tahun selalu menurun digerogoti inflasi membuat Bu Wulan, dengan izin suaminya, menerima kedua koin tersebut sebagai pembayaran. Selain itu, dengan menerima pembayaran dalam bentuk dinar dan dirham, Bu Wulan menyadari bahwa itu adalah bagian dari pengamalan kembali pada sunnah dan muamalah yang adil.

Koin-koin yang diterima Bu Wulan adalah karena akad sewa rumah, yang berarti telah dihasilkan jasa sehingga pantas dihargai dengan asset yang setara, bukan dengan uang kertas yang nilainya terus menyusut. Penukaran jasa dengan dinar dirham merupakan salah satu cara agar dinar dirham berputar dan berpindah tangan di masyarakat luas selain melalui perniagaan barang/produk dagangan. Selain itu, dinar dirham berputar melalui zakat, wakaf, infak,sodaqoh, hadiah dan sebagainya. Baru setelah itu, alternatif terakhir untuk mendapatkan dinar dirham adalah dengan menukarkan uang kertas ke dinar dirham.

Semoga dinar dirham bisa cepat beredar ke masyarakat dan berputar/berpindah dari tangan ke tangan sehingga meningkatkan ketahanan ekonomi umat. Selain itu, dinar dirham yang beredar tersebut secara bertahap akan memusnahkan riba yang merusak karena pemakaian fiat money.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar