Jumat, 27 Mei 2011

Menabung Dinar dan Dirham untuk Biaya Kuliah, Bolehkah ?

Tanya:
Assalamualaikum wr wb..
Pak bisa minta tolong diilustrasikan dalam contoh kasus saya ttg dinar or dirham ini, berikut adalah kasusnya...

Saya berencana akan melanjutkan kuliah S2 satu tahun/2 thn kedepan, tapi tabungan saya cuman 30jt, pertanyaanya :
  1. Bolehkan saya membeli dinar/dirham untuk 1/2 thn lagi saya uangkan sbg biaya kuliah? maksud saya kalo saya tabung di tabungan or deposito pasti ribanya dan uang itu pun masih blm cukup untuk biaya kuliah (60 jt).
     

  2. Adakah biaya yg dikenakan atas transaksi beli maupun jual dinar/dirham ini? seperti biaya cetak/pajak/jasa perantara? ataukan cukup dikenakan biaya beli sesuai kurs dan untuk jualnya kurs  dikurangi 4%?

  3. Lebih mudah dijual yg manakah antara dinar dengan dirham? saya berencana juga mau pengalaman ambil dirham,tapi takut tidak ada yg mau menerima kalau saya jual kembali mengingat logam perak masih awam di masyarakat.

  4. Menurut saran bapak saya lebih baik beli dinar atau dirham atau kombinasi dinar - dirham?

Terima kasih pak atas penjelasannya. semoga bermanfaat bagi kita semua  dan saya khususnya
amin....

Wassalamualaikum wr wb
Pertanyaan dari: Bpk Priatmoko,  Selasa. 24 Mei 2011

Jawab:

Wa’alaikumsalam wr wb.

Alhamdulillah, semoga Allah memudahkan bapak dalam mencapai cita-cita mulia tersebut.

Sebelumnya saya ingin meluruskan sedikit penggunaan istilah JUAL dan BELI dinar dirham, menurut saya lebih tepat jika kita menggunakan bahasa NILAI TUKAR. Karena kita tidak sedang berdagang (jual beli) dengan objek dagangan Dinar Dirham. Proses tukar fiat money dengan dinar dirham hanya dibutuhkan pada fase transisi dimana sebagian besar bentuk harta umat adalah dalam bentuk fiat money, demikian juga proses penukaran kembali dari dinar dirham menjadi fiat money, sesuatu yang tidak disukai dan hanya dilakukan karena status darurah, lebih lanjut bisa dilihat pada penjelasan dibawah ini. Sekilas memang kedua istilah itu tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan, namun insya Allah pada hakikatnya kedua hal tersebut adalah sesuatu yang bertolak belakang dan ada perbedaan yang nyata diantara keduanya.


Menjawab pertanyaan bapak akan saya coba jawab berdasarkan point-point pertanyaan tersebut;

  1. Menabung dalam bentuk dinar dirham insya Allah memang jauh lebih baik daripada menyimpan fiat money di deposito bank, selain nilai uang yang terus merosot drastis akibat inflasi, dalam proses creating money from nothing sistem perbankan juga sangat jelas terlihat proses riba didalamnya, lihat artikel Bagaimana Bank Komersial Menciptakan Uang atau dalam versi video Money as Debt

    Sebagai sarana lindung nilai (tabungan), emas dan perak merupakan aset terbaik serta mudah dicairkan ketika diperlukan. Namun, jika memandang dinar dirham sebagai alat investasi hal itu merupakan suatu anggapan yang keliru (link), insya Allah nanti akan dibuat artikel khusus apakah menyimpan dinar dirham = investasi ?. Saat ini entah kenapa, lazimnya masyarakat menganggap investasi dengan tabungan adalah dua hal yang sama, padahal dua kata itu adalah sesuatu yang berbeda
    .
     
  2. Tidak dikenakan potongan lainnya (biaya cetak/pajak/jasa perantara dll).
    Ada hal yang sangat penting yang perlu diketahui oleh kita bersama, bahwa potongan biaya administrasi 4% itu hanya untuk fase transisi, ketika solusi barang dan jasa yang dapat dibayar dengan dinar dirham masih sangat terbatas. Begitu umat menyadari pentingnya dinar dirham dan pedagang maupun penyedia jasa (termasuk perguruan tinggi, klinik, rumah sakit, jasa kurir dll) bersedia menerima dinar dirham, dinar dirham dapat langsung digunakan untuk bermu’amalah tanpa harus ada proses penukaran kembali dinar atau dirham menjadi fiat money melalui perantara wakala. Solusi ini yang terus diupayakan, alhamdulillah perkembangannya sangat baik.
     

  3. Sama saja, dinar (emas) dan dirham (perak) sama-sama memiliki nilai intrinsik sendiri,fungsi sesungguhnya dari dinar adalah untuk transaksi dalam nominal besar seperti membeli tanah, motor, mobil, gaji pegawai, zakat dinar dan lain-lain, sementara dirham digunakan untuk transaksi kecil-menengah, seperti membeli beras, ayam, sewa kos-kosan bulanan, membeli makanan, pakaian dan lain-lain. Jadi dalam tataran terbaiknya justru dirham akan lebih mudah digunakan. Sekedar menyegarkan kembali, tujuan utama dinar dan dirham bukan untuk disimpan-simpan saja (apalagi untuk investasi) untuk kemudian dijual ketika memerlukan uang untuk berbagai kebutuhan hidup.
  4. Sesuai fungsi dinar dirham tadi, jika bapak bertujuan untuk menabung dalam jangka waktu cukup lama (1 s.d 2 tahun) saya menyarankan menabung dalam dinar saja, hal ini dengan pertimbangan bahwa dirham sangat dibutuhkan oleh orang lain untuk transaksi nyata setiap hari dalam bermu’amalah, jika bapak menyimpan dirham sedemikian lama maka akan ada proses edukasi yang terhambat.

    Namun saya juga sarankan agar sebagian kecil bapak tukarkan kedalam bentuk dirham, agar bapak bisa menggunakannya untuk transaksi dan bermu’amalah dalam kehidupan sehari-hari

Allahu ‘alam

Semoga bermanfaat,
Devid Hardi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar